PENGURUS YAYASAN

KETUA : ANDRIADY INDRA
BENDAHARA : HERU SALEH

DIR EDUCATION & TRAINING : PRIYALINOV
Pjs DIR SOCIAL & DA'WAH : PRIYALINOV


BANK : BSM a/n YAYASAN ALDIIN SPIRIT ALAMIYAH
NOREK : 129.000240.0

29 Mei, 2010

MAKNA PENGORBANAN



“ Bisa saya melihat bayi saya?” pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu Manahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang kea rah luar jendela rumahsakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak- isak dan berkata,” Seorang anak laki- laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh.”
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman- teman sekuolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik damn menulis. Ia ingin sekali enjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, “ Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja- remaja lain?” Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.
Suatu hari anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokteryang bisa mencangkokkan telinga untuknya. “ Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya,” kata dokter.
Kemudian, orang tua anak itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya.
“ Nak, sseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinga padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumahsakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia.” Kata sang ayah.
Opersi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahir. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian dia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya,” Yah, aku harus mengetahui siapa yang bersedia mengorbankan ini semua kepadaku. Ia telah berbuat sesuatu yang sangat besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.”
Ayahnya menjawab, “ Ayah yakin kau tak kan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu”. Setalah terdiam beberapa saat ayahnya melanjutkan, “ Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu mengetahui semua rahasia ini.”
Tahun berganti tahun. Kedua orang tua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah…..bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.
“ Ibumu pernah berkata bahwa ia senag sekali bisa memanjangkan rambutnya,” bisik sang ayah. “ Dan tak seorangpun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?”
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat.